Adila Megasih



Rabu, 06 Februari 2013

Hari Yang Menyedihkan

Hari ini, tepatnya tanggal 7 Februari 2013. Aku mempunyai cerita menyedihkan, nih. Tadi siang, pada saat pelajaran terakhir, yaitu SBK (menggambar). Setelah bel berbunyi, aku membereskan poker Plants VS Zombies yang sering aku mainkan dengan teman-temanku. Tak berapa lama kemdian, Bu Indah (wali kelasku) datang. Bu Indah menyampaikan pengumuman. Neni, teman yang duduk disebelahku mengira bahwa pengumuman yang disampaikan akan membuat gembira, begitu pula denganku. Namun, kami salah. Anak kelas 3, yaitu bimbingan dari Bu Tri dan Bu Susiyati tidak memiliki guru. Bu Tri sedang sakit, sementara Bu Susiyati sedang cuti. Terpaksa, anak kelas 3 A dan B digabung dan diajarkan oleh Bu Indah. Sementara kami, anak kelas 4 A diajar oleh Pak Dandun, wali kelas 4 B. Kami juga harus digabung. Dan yang paling menyedihkan lagi, digabungnya kelas kami akan berlangsung 3 bulan, sampai ulangan kenaikan kelas. Aku sedih bukan main. Teman-teman sekelasku semuanya tak setuju. Ada yang alasannya tak mau panas, ramai, dan takut dimarahi Pak Dandun. Sementara aku dan teman-teman perempuanku menangis karena akan berpisah dengan Bu Guru. Tika, Amel, Neni, Ndani, dan Atin menangis. Anak laki-laki juga ada yang menangis. Di antaranya ada Fian, Kefin, dan Richi. Tapi, Richi hanya menangis bohongan sementara Kefin menangis entah kenapa (mungkin saja, Kefin menangis bahagia karena tidak akan di omelin Bu Guru). Yang pertama kali menangis adalah aku, tapi lama-kelamaan yang lain juga menangis. Kelas pun ribut karena menangis, namun juga ada yang tertawa. Karena aku merasa terlalu lama menangis, aku dan beberapa teman perempuanku pun mencuci muka ke belakang. Karena berdekatan dengan kantor Pak Kepala Sekolah, beliau pun bertanya kenapa kami menangis. Karena, banyak sekali anak perempuan yang datang untuk mencuci muka. Aku dan beberapa temanku pun menjawab, kami menangis karena akan dicampur kelasnya dan tidak bisa bersama Bu Indah lagi. Namun, Pak Kepala Sekolah berkata bahwa kelas tidak akan dicampur. Mungkin, Pak Kepala Sekolah tak mengerti, itulah yang aku pikirkan. Karena, kata Bu Guru semuanya sudah keputusan dari Pak Kepala Sekolah. Lama kelamaan, tangisan kami berhenti karena Bu Guru meminta kami membuat kesan dan pesan untuk Bu Guru. Kami semua pun membuatnya, dengan menahan tangis. Aku benar-benar sayang sama Bu Indah, karena Bu Indah adalah guru favorit kedua aku setelah Pak Samsul (wali kelas 3 dulu). Sekian posting kali ini. Semoga kalian juga sayang pada guru kalian :-)

~~Adila Megasih~~

2 komentar:

  1. sabar saja ya Dil .... jangan takut dimarahin, dan jangan membenci guru atau sesama anak di kelas. Nanti, pelajarannya tidak masuk ke otak. Itu sih, kata Mamaku. Maaf kalau aku tidak membantu ...

    BalasHapus
  2. Sangat membatu kok, Nay. Tapi, aku malu kalau kamu bilang sama Mama kamu.... :-D

    BalasHapus